Sabtu, 20 November 2010

LOCATION QUOTIENT KOTA TIDORE KEPULAUAN


I.              Pendahuluan
Kota Tidore Kepulauan merupakan hasil pemekaran wilayah Kabupaten Halmahera Tengah yang secara yuridis formal dilegitimasi lewat Undang-undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula, Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara.
Wilayah administrasi Kota Tidore Kepulauan meliputi bagian sebagian daratan pulau Halmahera pada bagian Barat dan gugus Pulau Tidore yang secara astronomis berada antara 0°47’20” LU – 0°0’12’LS dan 127°18’15” – 127°49’20”BT. Wilayah Kota Tidore Kepulauan berbatasan dengan Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Timur, dan Kabupaten Halmahera Selatan, yakni sebagai berikut :
-       Sebelah Utara             : berbatasan dengan Kecamatan Pulau Ternate (Kota Ternate) dan Kecamatan Jailolo (Kabupaten Halmahera Barat).
-       Sebelah Timur            : berbatasan dengan Kecamatan Wasile Selatan (Kabupaten Halmahera Timur), Kecamatan Weda (Kabupaten Halmahera Tengah), Kecamatan Gane Timur (Kabupaten Halmahera Selatan).
-       Sebelah Selatan          : berbatasan dengan Kecamatan Gane Barat (Kabupaten Halmahera Selatan) dan Kecamatan Pulau Moti (Kota Ternate).
-       Sebelah Barat             : berbatasan dengan Kecamatan Pulau Makean (Kabupaten Halmahera Selatan), Kecamatan Pulau Moti (Kota Ternate) dan Laut Maluku.
Luas wilayah administratif pemerintahan Kota Tidore Kepulauan seluas ±2.793,645 km2 yang terbagi atas wilayah darat seluas ±1.680,250 km2 atau 60,15% dan wilayah pengelolaan laut seluas ±1.113,395 atau 39,85%. Dengan panjang garis pantai ±219,75 km.
Pada wilayah administrasi Kota Tidore Kepulauan, terdapat 10 buah pulau-pulau kecil, yakni Pulau Tidore, Maitara, Mare, Failonga, Sibu, Woda, Raja, Guratu, Tameng dan Joji. Dari ke-sepuluh pulau tersebut hanya tiga diantaranya yang berpenghuni, masing-masing : pulau Tidore, Mare dan Maitara. Luas pulau-pulau kecil beserta lingkaran keliling pulau berdasarkan hasil digitasi peta diperlihatkan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1.       Luas dan Keliling Pulau-pulau Kecil dalam Wilayah Administrasi Kota Tidore Kepulauan
No.
Nama Pulau
Luas (km2)
Keliling (km)
Keterangan
1
Tidore
117,602
47,782
Berpenghuni
2
Mare
6,037
12,414
Berpenghuni
3
Maitara
2,769
6,495
Berpenghuni
4
Failonga
0,008
0,363
Tidak berpenghuni
5
Sibu
0,073
1,179
Tidak berpenghuni
6
Woda
0,440
2,628
Tidak berpenghuni
7
Raja
0,188
1,926
Tidak berpenghuni
8
Guratu
0,198
1,732
Tidak berpenghuni
9
Tameng
0,381
2,742
Tidak berpenghuni
10
Joji
0,206
1,772
Tidak berpenghuni
Sumber : olahan data citra

Secara administratif  wilayah Kota Tidore secara terbagi atas 8 kecamatan dan 72 kelurahan/desa. Dari 72 kelurahan/desa tersebut, sebanyak 52 kelurahan/desa diantaranya berada di wilayah pesisir sebagaimanan diperlihatkan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2.       Luas Wilayah Daratan Kota Tidore Kepulauan Per Kecamatan Berdasarkan Hasil Digitasi Peta
No.
Kecamatan
Luas Wilayah
Jumlah Kel/ Desa
(km2)
(%)
Pesisir
Total
1
Tidore
21,814
1,3
7
11
2
Tidore Selatan
28,598
1,7
8
8
3
Tidore Utara
43,915
2,6
7
12
4
Tidore Timur
32,117
1,9
3
4
5
Oba Utara
237,609
14,1
9
12
6
Oba Tengah
705,841
42,0
4
9
7
Oba
377,619
22,5
9
9
8
Oba Selatan
232,737
13,9
5
7

Jumlah Total
1.680,250
100
52
72
Sumber : olahan data citra

Jumlah penduduk Kota Tidore Kepulauan berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil per bulan September 2008 adalah 92.164 jiwa yang terbagi atas penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 46.628 jiwa (50,59%) dan perempuan sebanyak 45.536 jiwa (49,41%). Sebaran penduduk utamanya terkosentrasi di pulau Tidore yang merupakan pusat aktivitas pemerintahan. Sebaran penduduk per kecamatan masing-masing adalah Kecamatan Tidore sebanyak 20.386 jiwa (22,12%), Tidore Utara sebanyak 15.600 jiwa (16,93%), Tidore Selatan sebanyak 14.324 jiwa (15,54%), Tidore Timur sebanyak 7.477 jiwa (8,11%), Oba Utara sebanyak 11.513 jiwa (12,49%), Oba Tengah sebanyak 7.258 jiwa (7,88%), Oba sebanyak 10.598 jiwa (11,50%), dan Oba Selatan sebanyak 5.008 jiwa (5,43%). (Lihat Tabel 3).
Tabel 3.       Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Jumlah Kepala Keluarga
No.
Kecamatan
Jml. Laki-laki (Jiwa)
Jml. Perempuan (Jiwa)
Jml. Total (Jiwa)
Persetase (%)
Jml. KK
1
Tidore
10.184
10.202
20.386
22,12
4.618
2
Tidore Utara
7.780
7.820
15.600
16,93
3.212
3
Tidore Selatan
7.068
7.256
14.324
15,54
3.157
4
Tidore Timur
3.827
3.650
7.477
8,11
1.749
5
Oba Utara
5.931
5.582
11.513
12,49
2.628
6
Oba Tengah
3.814
3.444
7.258
7,88
1.564
7
Oba
5.491
5.107
10.598
11,50
2.211
8
Oba Selatan
2.533
2.475
5.008
5,43
1.097

Jumlah
46.628
45.536
92.164
100
20.236
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tidore Kepulauan per September 2008

Berdasarkan agama dan kepercayaan, penduduk Kota Tidore Kepulauan masing-masing beragama Islam (86.696 jiwa), Kristen (4.120 jiwa), Katolik (89 jiwa), Hindu (7 jiwa), Budha (5 jiwa), dan penganut kepercayaan sebanyak 1.246 jiwa. (Lihat Tabel 4.)
Tabel 4.       Jumlah Penduduk berdasarkan Agama dan Kepercayaan
No
Kecamatan
Agama dan Kepercayaan
Jml. Total
Islam
Kristen
Katolik
Hindu
Budha
Kong hucu
Keper cayaan
1
Tidore
20.142
22
2
1
-
-
219
20.386
2
Tidore Utara
15.532
4
-
-
-
-
64
15.600
3
Tidore Selatan
14.183
3
1
-
1
1
135
14.324
4
Tidore Timur
7.411
-
1
1
1
-
63
7.477
5
Oba Utara
9.879
1.276
37
1
1
-
319
11.513
6
Oba Tengah
5.903
1.135
47
2
-
-
171
7.258
7
Oba
9.460
936
1
1
2
-
198
10.598
8
Oba Selatan
4.186
744
-
1
-
-
77
5.008

Jumlah Total
86.696
4.120
89
7
5
1
1.246
92.164
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tidore Kepulauan per September 2008
Pendidikan penduduk Kota Tidore Kepulauan cukup bervariatif. Walau demikian, berdasarkan data yang bersumber dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tidore Kepulauan per bulan September 2008 memperlihatkan bahwa sumberdaya manusia di Kota Tidore Kepulauan masih minim dengan melihat dari sisi faktor pendidikan. Sebab, dari 92.164 jiwa penduduk Kota Tidore Kepulauan saat ini, sebanyak 24,84% atau sekitar 22.915 jiwa adalah tamatan Sekolah Dasar. Berikutnya adalah penduduk yang hanya berijazah SLTA yakni sebanyak 14.230 jiwa atau 15,44%. Lulusan perguruan tinggi dengan tingkat strata satu (sarjana) hanya 2,44% atau 2.247 jiwa, strata dua (magister) 50 jiwa (0,06%), dan strata tiga (dokroral) hanya 16 jiwa (0,02%). Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5.       Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan
No
Kecamatan
Pendidikan
Jumlah
B.S
TBSD
SD
SLTP
SLTA
D2
D3
S1
S2
S3
1
Tidore
4.289
2.704
3.854
2.727
5.121
289
237
1.120
38
7
20.386
2
Tidore Utara
4.147
2.914
3.817
1.873
2.247
167
62
366
5
2
15.600
3
Tidore Selatan
3.377
2.566
3.076
2.034
2.582
175
70
438
6
-
14.324
4
Tidore Timur
1.897
1.562
1.998
905
915
51
30
116
3
-
7.477
5
Oba Utara
2.717
2.353
3.138
1.705
1.384
109
22
82
3
-
11.513
6
Oba Tengah
1.771
1.213
2.354
1.176
623
44
32
43
-
2
7.258
7
Oba
2.801
2.080
3.139
1.388
1.012
81
26
63
3
5
10.598
8
Oba Selatan
1.505
988
1.539
589
346
19
3
19
-
-
5.008
Jumlah Total
22.504
16.380
22.915
12.397
14.230
935
482
2.247
58
16
92.164
Persentase
24,42
17,77
24,84
13,45
15,44
1,01
0,52
2,44
0,06
0,02
100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tidore Kepulauan per September 2008
Keterangan :             B.S           : Belum sekolah                                        D2           : Diploma Dua
                     TBSD       : Tidak/Belum Tamat SD                          D3           : Diploma Tiga
                     SD           : Tamat SD                                                               S1             : Strata Satu (sarjana)
                     SLTP        : Tamat SLTP                                            S2             : Strata Dua (Magister)
                     SLTA        : Tamat SLTA                                           S3             : Strata Tiga (Doktoral)

Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat Kota Tidore Kepulauan memiliki korelasi dengan mata pencarian masyarakatnya. Ini terlihat dari mata pencarian masyarakat Kota Tidore Kepulauan sebanyak 33,70% atau 31.062 jiwa adalah sebagai petani perkebunan. Dengan tingkat pengangguran masyarakat yang tergolong tinggi, yakni sebanyak 35,36% atau 32.589 jiwa. Tenaga produktif perempuan yang bekerja mengurus rumah tangga (ibu rumah tangga) tergolong tinggi yakni 12,27% atau 11.305 jiwa. Sementara pendduduk yang bekerja sebagai nelayan adalah sebanyak 1.525 jiwa atau 1,65%.
Selain 36,36% penduduk yang belum memiliki pekerjaan tetap, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan sudah harus pula berpikir lapangan pekerjaan bagi 11.305 jiwa penduduk yang saat ini sedang mengenyam pendidikan di bangku sekolah dan perguruan tinggi. Tabel 6 berikut memperlihatkan mata pencarian penduduk Kota Tidore Kepulauan.
Tabel 6.       Mata Pencarian Penduduk Kota Tidore Kepulauan
No
Pekerjaan
Kecamatan
Jml
Persentase
Tidore
Tidore Utara
Tidore Selatan
Tidore Timur
Oba Utara
Oba Tengah
Oba
Oba Selatan
1
PNS
1,058
192
638
157
186
73
144
35
2,483
2.69
2
TNI
14
3
5
31
3
0
5
1
62
0.07
3
Kepolisian
56
21
20
6
9
1
10
1
124
0.13
4
Pedagang
112
19
243
26
127
41
70
11
649
0.70
5
Petani Perkebunan
7,989
7,257
2,341
2,903
2,661
2,505
3,669
1,737
31,062
33.70
6
Peternak
12
0
15
9
12
6
7
2
63
0.07
7
Nelayan
19
42
799
28
409
171
55
2
1,525
1.65
8
Industri
8
0
13
19
29
15
7
2
93
0.10
9
Konstruksi
9
2
89
1
23
8
4
1
137
0.15
10
Transportasi
14
8
123
36
88
12
28
1
310
0.34
11
Karyawan Swasta
154
45
45
29
29
10
2
0
314
0.34
12
Karyawan BUMN/BUMD
25
5
2
5
2
0
0
0
39
0.04
13
Buruh
40
26
93
39
54
29
19
6
306
0.33
14
Tukang Batu/Kayu
45
27
64
58
43
11
12
0
260
0.28
15
Dosen
11
2
4
1
0
0
0
0
18
0.02
16
Guru
137
107
76
46
34
33
39
6
478
0.52
17
Dokter
5
0
1
0
0
0
0
0
6
0.01
18
Bidan
2
8
3
3
0
0
2
1
19
0.02
19
Perawat
8
2
7
0
3
0
3
0
23
0.02
20
Sopir
31
22
50
19
18
6
10
1
157
0.17
21
Wiraswata
583
115
721
90
254
31
72
110
1,976
2.14
22
Pensiunan
67
8
54
14
23
1
14
1
182
0.20
23
Mengurus Rumah Tangga
821
446
1,712
407
1,859
836
959
601
7,641
8.29
24
Pelajar dan Mahasiswa
765
386
3,363
301
2,624
1,016
1,958
892
11,305
12.27
25
Belum Bekerja
8,277
6,828
3,769
3,233
2,972
2,439
3,484
1,587
32,589
35.36
26
Lainnya
124
29
74
16
51
14
25
10
343
0.37


20,386
15,600
14,324
7,477
11,513
7,258
10,598
5,008
92,164
100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tidore Kepulauan per September 2008


II.          Produk Domestik Regional Bruto
2.1     Konsep dan Defenisi
§    Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar merupakan jumlah nilai tambah bruto dari seluruh sector perekonomian di suatu wilayah. Nilai tambah bruto diperoleh dari selisih nilai produksi dan biaya antara. PDRB atas dasar harga pasar mencakup komponen penyusutan, pajak tak langsung netto dan pendapatan faktor.
§    Produk Domestik Regional Netto merupakan PDRB atas harga dasar pasar setelah dikurangi penyusutan. Penyusutan adalah nilai susutnya barang modal yang ikut serta dalam proses produksi.
§    Pendapatan Perkapita diperoleh dari pembagian Pendapatan Regional dengan jumlah penduduk daerah bersangkutan.
§    Uraian Sektoral :
1.        Sektor Pertanian, meliputi :
a.    Subsektor Tanaman Bahan Makanan
Mencakup komoditi seperti : padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kedelei, kacang hijau, kentang, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
b.   Subsektor Perkebunan
Mencakup komoditi seperti : karet, kelapa, kopi, teh, tebu, tembakau, cengkeh, pala, kakao, lada, kayu manis, kelapa sawit, dan sejenisnya baik yang diusahakan oleh rakyat maupun yang dihasilkan oleh perusahaan perkebunan yang berbadan hokum.
c.    Subsektor Peternakan
Mencakup kegiatan pemeliharaan ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dipotong, dan diambil hasil-hasilnya (seperti : telur, susu dan lain-lain), baik yang dilakukan oleh rakyat maupun perusahaan peternakan.
d.   Subsektor Kehutanan
Mencakup kegiatan penebangan kayu (termasuk kayu bakar, bamboo), pengambilan hasil hutan (seperti rotan), dan kegiatan perburuan.
e.    Subsektor Perikanan
Mencakup kegiatan penangkapan dan pemeliharaan segala jenis ikan dan binatang/tumbuhan air, baik di air tawar maupun di air asin.
2.        Sektor Pertambangan dan Penggalian, meliputi :
a.    Subsektor Pertambangan
Mencakup pertambangan migas dan non migas (bijih nikel, emas dan perak, batu bara, dan lain-lain)
b.   Subsektor Penggalian
Mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian (batu, pasir dan sebagainya)
3.        Sektor Industri Pengolahan, meliputi :
a.    Subsektor Industri Migas
Mencakup industri pengolahan minyak bumi (BBM, Non BBM dan LPG) dan gas alam (LNG)
b.   Subsektor Industri Non Migas
Mencakup industri besar dan sedang, industri kerajinan kecil dan rumah tangga.
Menurut kegiatan utamanya, terdapat sembilan kelompok komoditi sebagai berikut :
1)      Industri makanan, minuman dan tembakau
2)      Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit
3)      Industri kayu, bambu, rotan dan perabot rumah tangga
4)      Industri kertas dan barang-barang dari kertas percetakan dan penerbitan
5)      Industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia, karet, plastic
6)      Industri barang-barang galian bukan logam
7)      Industri logam dasar
8)      Industri barang dari logam, mesin dan peralatannya
9)      Industri pengolahan lainnya
4.        Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, meliputi :
a.    Subsektor Listrik
Mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik baik yang diusahakan oleh PLN maupun non PLN (perusahaan dan perorangan) dengan tujuan dijual.
b.   Subsektor Gas Kota
c.    Subsektor Air Bersih
Mencakup proses kegiatan untuk menghasilkan air minum dan pendistribusiannya, yang diusahakan oleh PAM maupun bukan PAM.
5.        Sektor Bangunan
Mencakup kegiatan konstruksi seperti bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, jalan, pelabuhan, instalasi listrik dan air, jaringan komunikasi dan bangunan lainnya.
6.        Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, meliputi :
a.    Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran
Mencakup kegiatan membeli dan menjual barang (baru maupun bekas) tanpa merubah bentuk barang tersebut.
b.   Subsektor Hotel
Mencakup kegiatan penyediaan akomodasi termasuk penyediaan makan dan minum serta fasilitas lainnya bagi tamu yang menginap.
c.    Subsektor Restoran
Mencakup usaha penyediaan makanan dan minuman jadi, yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan.
7.        Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, meliputi :
a.    Subsektor Pengangkutan
Mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang terdiri dari angkutan jalan raya, laut, sungai, danau dan penyeberangan, udara dan jasa penunjang.
b.   Subsektor Komunikasi
Mencakup kegiatan komunikasi seperti pengiriman berita dengan menggunakan sarana komunikasi seperti telepon, pos giro, dsb dan jasa penunjangnya.
8.        Sektor Keuangan, meliputi :
a.    Subsektor Bank
Mencakup kegiatan memberikan jasa keuangan kepada pihak lain seperti menerima simpanan (giro dan deposito), pemberian kredit, transfer uang dan sebagainya.
b.   Subsektor Lembaga Keuangan Bukan Bank
Mencakup kegiatan asuransi, dana pension, pegadaian, koperasi simpan pinjam.
c.    Subsektor Sewa Bangunan
Mencakup usaha persewaan bangunan (tempat tinggal serta bukan tempat tinggal seperti perkantoran dan pertokoan) dan tanah.
d.   Subsektor Jasa Perusahaan
Mencakup kegiatan pemberian jasa yang pada umumnya melayani perusahaan, seperti jasa hukum dan notaries, jasa akuntan, periklanan, jasa persewaan alat-alat.
9.        Sektor Jasa-jasa, meliptu :
a.    Subsektor Pemerintahan Umum dan Pertahanan
Mencakup semua departemen dan non departeman, serta badan-badang/ lembaga-lembaga yang berhubungan dengan administrasi pemerintah dan pertahanan.
b.   Subsektor Swasta
Mencakup tiga jenis kegiatan, yaitu :
-       Jasa Sosial dan Kemasyarakatan (jasa kesehatan, jasa pendidikan, dan lainnya).
-       Jasa Hiburan dan Kebudayaan (seluruh kegiatan perusahaan swasta yang bergerak dalam jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan).
-       Jasa Perseorangan dan Rumah Tangga (seperti jasa perbengkelan, jasa reparasi, jasa pembantu rumah tangga dan lainnya).

2.2     PDRB Kota Tidore Kepulauan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang biasa digunakan untuk mengukur kondisi perekonomian suatu provinsi atau kabupaten/kota. Secara konsep maupun implementasi, PDRB merupakan hasil penjumlahan nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit kegiatan ekonomi dalam suatu provinsi/kabupaten/kota dalam suatu periode. Biasanya, penghitungan PDRB dilakukan dalam periode satu tahun, namun untuk tingkat nasional (dalam hal ini PDB), penghitungannya dilakukan setiap triwulan.
Sebagai salah satu indikator makro ekonomi, PDRB menunjukkan kemampuan sumberdaya ekonomi untuk menghasilkan suatu barang dan jasa di suatu wilayah. Berdasarkan data PDRB Kota Tidore Kepulauan yang bersumber dari BPS Kota Tidore Kepulauan menunjukkan bahwa nilai PDRB pada tahun 2007 atas dasar harga berlaku adalah 283.861,67 (juta rupiah). Angka tersebut mengalami peningkatan jika membandingkan dengan data PDRB atas harga dasar harga berlaku pada tahun 2005 sebesar 241.198,19 (juta rupiah) dan tahun 2006 sebesar  259.804,74 (juta rupiah). Persentase peningkatan dari tahun 2005 ke 2006 adalah 7,71% dan dari tahun 2006 ke tahun 2007 sebesar 8,49%.
Sementara nilai PDRB Kota Tidore Kepulauan tahun 2007 atas dasar harga konstan adalah  225.850,16 (juta rupiah) yang juga mengalami kenaikan dari dua tahun sebelumnya, yakni tahun 2005 sebesar  201.194,20 (juta rupiah) dan tahun 2006 sebesar 213.082,28 (juta rupiah). Dengan kata lain ada persentase kenaikan di tahun 2006 sebanyak 5,91% dan tahun 2007 sebanyak 5,99%. Adanya trend kenaikan nilai PDRB atas dasar harga konstan ini memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan produksi barang dan jasa di Kota Tidore Kepulauan. Lihat Tabel 7 dan 8, serta Gambar 3.

Gambar 3. Grafik PDRB Kota Tidore Kepulauan Tahun 2005 - 2007

Lebih dari separuh nilai PDRB Kota Tidore Kepulauan tahun 2007 atas dasar harga berlaku bersumber dari sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Pertanian, dengan nilai sebesar  144.779,74 (juta rupiah) atau 51% dari total PDRB di tahun tersebut. Sumbangan terbesar dari nilai tersebut bersumber dari subsektor perkebunan sebesar 63.931,73 (juta rupiah) atau 44,16%, disusul secara berturut-turut adalah subsektor tanaman bahan makanan sebesar 41.556,55 (juta rupiah) atau 28,70%, perikanan sebesar 23.030,59 (juta rupiah) atau 15,91%, kehutanan sebesar 13.202,01 (juta rupiah) atau 9,12% dan terkecil dari subsektor peternakan dan hasil-hasilnya yakni 3.058,86 (juta rupiah) atau 2,11%.
   Walau mengalami peningkatan nilai dari tahun 2005 ke tahun 2007, ternyata dari sisi persentase sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Pertanian mengalami trend penurunan, yakni 54,71% (pada tahun 2005), 53,29% (pada tahun
2006) dan 51,00% (pada tahun 2007). Berdasarkan hasil analisa data, hanya subsektor perikanan yang mengalami penurunan persentase yakni pada tahun 2005 sebesar 16,20%, tahun 2006 meningkat menjadi 16,80% dan pada tahun 2007 menurun menjadi 15,91%. Fluktuasi ini juga terjadi pada subsektor perkebunan dengan nilai persentase berturut-turut pada kurun waktu 2005-2007 adalah 44,71%, 43,73%, dan 44,15%. Lihat Gambar 4.

Gambar 4. Grafik Persentase Sumbangan Setiap Sektor Terhada PDRB Kota Tidore Kepulauan atas dasar harga berlaku tahun 2005-2007

Kecenderungan yang hampir sama juga berlaku pada PDRB Kota Tidore Kepulauan atas dasar harga konstan tahun 2005-2007. Sumbangan terbesar masih bersumber dari Sektor  sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Pertanian, dengan nilai sebesar  108.245,84 (juta rupiah) atau 47,93% di tahun 2007. Nilai ini mengalami kenaikan dari 102.888,16 (juta rupiah) di tahun 2005 dan 105.932,47 (juta rupiah) pada tahun 2006. Walau demikian, dari sisi persentase sumbangan sektor ini terhadap PDRB mengalami penurunan, yakni dari 51,14% pada tahun 2005, menurun menjadi 49,71% di tahun 2006 dan kembali turun pada tahun 2007 menjadi 47,93%.
Persentase kenaikan sumbangan PDRB atas dasar harga konstan bersumber dari sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, yakni dari 24,38% pada tahun 2005, menjadi 26,60% pada tahun 2006, dan di tahun 2007 menjadi 29,25%.
Gambar 4. Grafik Persentase Sumbangan Setiap Sektor Terhada PDRB Kota Tidore Kepulauan atas dasar harga konstan tahun 2005-2007

            Sumbangan PDRB atas dasar harga berlaku Kota Tidore Kepulauan terhadap PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi Maluku Utara di tahun 2005 adalah   241.198,19 (juta rupiah) atau 11,09%, sementara di tahun 2006 adalah   259.804,74 (juta rupiah) atau 10,97%. Hal ini menandakan bahwa ada kecenderungan penurunan sumbangan PDRB atas dasar harga berlaku Kota Tidore Kepulauan terhadap Provinsi Maluku Utara, atau dengan kata lain Kabupaten/Kota lain dalam wilayah Maluku Utara mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi.

III.       Location Quotient (Kuosien Lokasi)
3.1          Pengertian Kuosien Lokasi
Inti dari model ekonomi basis (economic base model) adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut. Ekspor tersebut berupa barang-barang dan jasa, termasuk tenaga kerja. Akan tetapi dapat juga berupa pengeluaran oleh orang asing yang berada di wilayah tersebut terhadap barang-barang tidak bergerak (immobile), seperti yang berhubungan dengan aspek geografi, iklim, peninggalan sejarah, atau daerah pariwisata (Budiharsono, 2005).
Untuk dapat mengetahui apakah suatu sektor merupakan sektor basis atau non-basis dapat digunakan beberapa metode, yaitu : (1) metode pengukuran langsung, dan (2) metode pengukuran tidak langsung. Metode pengukuran langsung dapat dengan survei langsung untuk mengidentifikasi sektor mana yang merupakan sektor basis. Metode ini dapat menentukan sektor basis dengan tepat. Akan tetapi metode ini memerlukan biaya, waktu dan tenaga kerja yang banyak. Mengingat hal tersebut di atas, maka sebagian besar pakar ekonomi wilayah menggunakan metode pengukuran tidak langsung. Beberapa metode pengukuran tidak langsung yaitu : (1) metode pendekatan asumsi; (2) metode location quotient; (3) metode kombinasi (1) dan (2); dan (4) metode kebutuhan minimum. (Budiharsono, 2005).
Location Quotient (Kuosioen Lokasi) atau disingkat LQ adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara nasional. Ada banyak variabel yang bisa diperbandingkan, tetapi yang umum adalah nilai tambah (tingkat pendapatan) dan jumlah lapangan pekerjaan. Berikut ini yang digunakan adalah nilai tambah (tingkat pendapatan). Rumusnya adalah sebagai berikut (Tarigan, 2007):
 
Dimana :         xi         = nilai tambah sektor i di suatu daerah
                        PDRB  = Produk Domestik Regional Bruto di daerah tersebut
                        Xi        = nilai tambah sektor i secara nasional
                        PNB    = Produk Nasional Bruto atau GNP
         
Apabila LQ > 1 artinya peranan sektor tersebut di daerah itu lebih menonjol daripada peranan sektor itu secara nasional. Sebaliknya, apabila LQ < 1 maka peranan sektor itu di daerah tersebut lebih kecil daripada peranan sektor tersebut secara nasional. LQ > 1 menunjukkan bahwa peranan sektor i cukup menonjol di daerah tersebut dan seringkali sebagai petunjuk bahwa daerah tersebut surplus akan produk sektor i dan mengekspornya ke daerah lain. Daerah itu hanya mungkin mengekspor produk ke daerah lain atau luar negeri karena mampu menghasilkan produk tersebut secara lebih murah atau lebih efisien. Atas dasar itu LQ>1 secara tidak langsung memberi petunjuk bahwa daerah tersebut memiliki keunggulan komparatif untuk sektor i dimaksud (Budiharsono, 2005).
3.2         Ekonomi Basis Kota Tidore Kepulauan
          Sektor apakah yang menjadi basis ekonomi di wilayah Kota Tidore Kepulauan? Untuk mengetahui hal tersebut, maka akan dihitung LQ Kota Tidore Kepulauan berdasarkan PDRB Kota Tidore Kepulauan Tahun 2005-2006 atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan terhadap PDRB Provinsi Maluku Utara sebagai wilayah induk pada tahun yang sama.
          Berdasarkan hasil perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku terhadap 9 sektor, ternyata nilai LQ > 1 adalah dari Sektor  Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Pertanian yakni 1,47 dan Sektor Bangunan yakni 1,33 di tahun 2005. Dan pada tahun 2006 nilai LQ kedua sektor tersebut masing-masing 1,41 dan 1,26 atau mengalami penurunan. Lihat Tabel berikut.
Tabel 11. Perhitungan LQ Kota Tidore Kepulauan atas dasar harga berlaku
Sektor
Tahun
2005
2006
PDRB
PDRB
LQ
PDRB
PDRB
LQ
Tidore
Malut
Tidore
Malut










I.
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Pertanian
131.955,75
810.855,13
1,47
138.442,91
893.985,89
1,41
II.
Pertambangan dan Penggalian
2.268,46
104.051,75
0,20
2.481,26
110.060,88
0,21
III.
Industri Pengolahan
14.087,49
328.274,19
0,39
15.492,00
332.964,70
0,42
IV.
Listrik dan Air Bersih
695,10
13.671,58
0,46
785,74
15.122,47
0,47










V.
Bangunan
5.979,22
40.627,31
1,33
6.271,75
45.464,48
1,26
VI.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
51.682,04
476.541,09
0,98
60.001,61
530.731,11
1,03
VII.
Pengangkutan dan Komunikasi
12.258,64
157.487,59
0,70
13.456,58
184.404,65
0,67
VIII.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
3.941,71
72.031,80
0,49
4.321,60
76.054,01
0,52
IX.
Jasa-jasa
18.329,78
171.469,83
0,96
18.551,29
179.644,78
0,94











          Bila perhitungan LQ menggunakan PDRB atas dasar harga konstan, ternyata selain dua sektor tersebut di atas, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, serta sektor Jasa-jasa juga memiliki nilai LQ>1. Nilai LQ keempat sektor ini masing-masing 1,41 di tahun 2005 dan 1,39 di tahun 2006 (untuk sektor Sektor  Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Pertanian), 1,62 di tahun 2005 dan 2006 (untuk sektor bangunan), 1,06 di tahun 2005 dan 1,12 pada tahun 2006 (untuk Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran), serta 1,12 di tahun 2005 dan 1,05 di tahun 2006 (untuk sektor jasa-jasa).


Tabel 11. Perhitungan LQ Kota Tidore Kepulauan atas dasar harga berlaku
LAPANGAN USAHA
Tahun

2005
2006

PDRB
PDRB
LQ
PDRB
PDRB
LQ

Tidore
Malut
Tidore
Malut











I.
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Pertanian
102.888,16
737.674,26
1,41
105.932,47
759.077,13
1,39

II.
Pertambangan dan Penggalian
1.211,23
102.342,99
0,12
1.274,90
104.487,84
0,12

III.
Industri Pengolahan
12.748,58
315.542,00
0,41
13.090,55
330.698,00
0,40

IV.
Listrik dan Air Bersih
384,31
9.981,02
0,39
430,90
10.426,24
0,41

V.
Bangunan
5.209,70
32.518,56
1,62
5.337,07
32.973,66
1,62

VI.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
49.044,84
467.666,53
1,06
56.686,41
505.755,58
1,12

VII.
Pengangkutan dan Komunikasi
8.572,98
141.475,39
0,61
8.955,56
146.566,10
0,61

VIII.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
3.545,06
67.304,46
0,53
3.645,32
69.750,06
0,52

IX.
Jasa-jasa
17.589,34
158.066,49
1,12
17.729,10
168.373,69
1,05





























          Hasil perhitungan LQ berdasarkan hasil perhitungan PDRB atas dasar harga konstan yang menunjukkan bahwa sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, serta sektor Jasa-jasa (selain sektor Sektor  Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Pertanian dan sektor bangunan) memperlihatkan bahwa upaya pemerintah Kota Tidore Kepulauan untuk menjadikan daerah otonom ini berkembang disektor jasa telah memperlihatkan hasil nyata. Sekaligus memperlihatkan bahwa secara nilai, kedua sektor (sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, serta sektor Jasa-jasa) belum menunjukkan hasil yang signifikan walau produksinya mengalami peningkatan, sebab perhitungannya berdasar pada PDRB atas harga dasar konstan.









Referensi :

1.      Bappeda Kota Tidore Kepulauan. 2008. Profil Wilayah Kota Tidore Kepulauan. Bappeda. Tidore
2.      Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi (Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.
3.      Budiharsono, Sugeng. 2005. Teknik Analisis Pembangunan Pesisir dan Lautan. Pradnya Paramita. Jakarta.


Abdul Khalish AS
Penulis : Dosen Fak. Ilmu Kelautan Univ. Nuku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar