Minggu, 14 November 2010

Profil Pulau Tidore

Pulau Tidore
Pulau Tidore
                Pulau Tidore merupakan pulau kecil berpenghuni yang merupakan pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian di Kota Tidore Kepulauan. Pulau vulkanis dengan luas 117,602 km2 dengan panjang garis pantai 47,782 km ini menyimpan sejarah dan kebudayaan Moloku Kie Raha.
Pulau ini secara administrasi terbagi atas 4 kecamatan, masing-masing kecamatan Tidore, Tidore Selatan, Tidore Utara dan Tidore Timur. Dan terdapat 31 kelurahan/desa dimana sebanyak 21 kelurahan/desa terdapat di wilayah pesisir, sementara sebanyak 10 kelurahan/desa berada di lereng-lereng gunung Kie Matubu.
Peta Pulau Tidore
Jumlah penduduk yang bermukim di pulau Tidore adalah 57.787 jiwa terdiri atas laki-laki 28.859 jiwa dan perempuan 28.928 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 381,3 jiwa/km2. Sementara yang bermukim di wilayah pesisir sebanyak 46.727 jiwa atau 80,86 persen dari jumlah penduduk di Pulau Tidore.
Dari jumlah tersebut, dari sisi mata pencarian, sebanyak 20.490 jiwa atau bekerja sebagai petani perkebunan, selebihnya bekerja sebagai nelayan, PNS, TNI/Polri, dan lain sebagainya.  Sementara dari sisi pendidikan, sebanyak 22 persen berpendidikan SD, SLTA 19 persen, 17 persen tidak tamat SD, SLTP 13 persen, dan sarjana 3 persen.
Armada Penangkap Ikan 

                Walaupun beragam kondisi masyarakatnya, namun suku mayoritas adalah Tidore. Hal ini berpengaruh pada bahasa yang digunakan yakni bahasa Tidore, sementara sebagai bahasa pengantar sehari-hari adalah bahasa melayu.
                Adat dan kebiasaan masyarakat masih terpelihara. Pola masyarakat berupa tolong menolong serta gotong royong merupakan modal sosial masih terpelihara, salah kebiasaan ini dikenal sebagai mayae. Falsafah berupa “adat bersendikan agama dan agama bersendikan kitabullah” masih dipegang oleh masyarakat yang mayoritas adalah penganut agama Islam.
                Sebagai pusat pemerintahan dan pusat perekonomian serta merupakan pusat kosentrasi penduduk Kota Tidore Kepulauan, di pulau ini tersedia infrastruktur yang memadai. Seperti perkantoran, pasar, bank, Rumah Sakit, sekolah, Perguruan Tinggi, pelabuhan (termasuk dermaga penyeberangan fery), Pusat Pendaratan Ikan (PPI) dan lainnya.
                Untuk berhubungan dengan pulau-pulau lain, biasanya lewat Pelabuhan Rum dan Dermaga Fery untuk menghubungkan dengan pulau Ternate, pelabuhan Goto dan Dermaga Fery Dowora untuk menghubungkan dengan daratan pulau Halmahera, pelabuhan Tomalou untuk berhubungan dengan pulau Mare.
                Di pulau Tidore juga terdapat beberapa destinasi wisata, seperti Pantai Ake Sahu, Pantai Rum, Pantai Cobo, wisata budaya di Kadaton Kesultanan Tidore maupun tari-tarian, Ake Celeng, wisata sejarah seperti benteng, agrowisata di Gurabunga dan lain-lain. 
Destinasi Wisata Pulau Tidore

Kondisi Oseanografi Perairan
                Kecepatan arus di bagian Timur Pulau Tidore berkisar 0.11 m/dtk – 0.33 m/dtk, dengan tinggi gelombang berkisar antara
                Hasil pengamatan pasang surut yang dilakukan La Tania (2007) di pantai Timur pulau Tidore, memberikan informasi bahwa tipe pasut pada lokasi tersebut adalah pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal), yakni dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut tetapi tinggi dan periodenya berbeda. Nilai rata-rata air permukaan (mean sea level/ MSL) adalah 99,5 cm.  Nilai tunggang air pasang surut pasang purnama (spring tide), pada air tinggi rata-rata pasang (Mean Higher High Water Spring/ MHHWS) sebesar 180,5 cm atau sebesar 81 cm di atas MSL  dan air rendah pada rata-rata surut (Mean Lower Low Water Spring / MLLWS) adalah 18,5 cm atau –81 cm di bawah MSL.  Untuk nilai tunggang air pasang surut pada saat pasang perbani (neap tide), air tinggi rata-rata pasang (Mean Higher High Water Neaps/ MHHWN) sebesar 100,5 cm atau 1 cm di atas MSL sedang untuk air rendah pada rata-rata surut (Mean Lower Low Water Neap/ MLLWN) sebesar 98,5 cm atau –1 cm di bawah MSL. Nilai air tinggi tertinggi pada pasang besar (Higher Amplitude Tide / HAT) adalah 140 cm atau 41 di atas MSL dan nilai air rendah terendah pada surut besar (Lower Amplitude Tide / LAT) adalah -52,5 cm atau -152 di bawah MSL (La Tania, 2007).
                Tinggi gelombang di Pantai Timur Pulau Tidore berkisar antara 0,14 – 0,58 m dengan periode gelombang antara 2,53 - 4,87 detik. Gelombang berasal dari arah Utara, Timur, Tengga dan Selatan. Gelombang tertinggi terjadi pada saat angin bertiup dari arah Selatan.
                Luas terumbu karang di pulau Tidore adalah 2,26 km2. Kondisi terumbu karang di perairan Pulau Tidore masuk dalam kategori rusak dan cukup. Hal ini akibat tekanan aktivitas manusia. Kategori rusak berada di perairan Cobo, Mafututu, Akesahu dan Mareku. Sementara kategori cukup di perairan Dowora, Indonesiana dan Soasio.
                Dari ketujuh lokasi tersebut, tingkat keanekaragaman tertinggi berada di perairan Soasio dengan dijumpainya 20 genus karang, sementara terendah di perairan Cob dengan 8 genus karang. Genus karang yang umum dijumpai adalah Porites, Goniastrea, Acropora, Montipora, Fungia, Alveopora, dan Diploastrea.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar